Ini Alasan Revitalisasi Gerakan Mengaji Satu Hari Satu Ayat pada Hari Rabu

Peluncuran revitalisasi program satu hari satu ayat di Kabupaten Pidie.

Pidie, nalurinnews.com
– Pemerintah Kabupaten Pidie berencana bakal meluncurkan program unggulan revitalisasi gerakan pembelajaran kitab suci Al-Qur’an dengan tajuk “Satu Hari Satu Ayat” pada Rabu 21 Mei 2025 mendatang.

Pemilihan hari pelincuran ternyara juga dipikirkan dengan matang oleh pemerintah setempat, terutama dalam kajian islam dan kebiasaan masyarakat Aceh, khusus Pidie saat memulai hal kebajikan agar pekerjaan tersebut diberkahi.

Pemilihan hari Rabu bukan tanpa alasan. Dalam tradisi Aceh, hari Rabu dikenal sebagai hari yang penuh berkah dan diyakini sebagai waktu terbaik untuk memulai sesuatu yang bersifat ilmu dan kebaikan, terutama dalam hal pendidikan dan spiritual.

Program ini merupakan upaya strategis Pemerintah Kabupaten Pidie dalam mengaungkan kembali semangat belajar Al-Qur’an di kalangan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Pemerhati pendidikan Pidie, Zukhri Maulidinsyah Adan ikut mendukung program yang digagas pemerintah Kabupaten Pidie di bawah komando Sarjani Abdullah dan Alzaizi.

Menueut Zukhri, pemilihan hari rabu sebagai hari peluncuran sudah sangat tepat. Mengapa Hari Rabu?

Menurut Zukhri, pemilihan hari Rabu sebagai momentum peluncuran program merujuk pada falsafah lokal yang telah tertanam kuat dalam adat dan budaya Aceh. Dalam hikayat kuno Aceh disebutkan:

"Teuma neuintat nibak teungku, Uroe Rabu phoen geumula. Uroe Rabu le beureukat, Beurangkapeu buet bak niat beu seumpurna".

Artinya, hari Rabu adalah awal yang baik untuk mulai mengaji. Hari ini dipercaya membawa keberkahan, niat yang tertata, dan hasil yang sempurna. Ini diperkuat lagi dalam adat-istiadat seperti khanduri beut (jamuan mengaji), yang kerap diadakan pada hari Rabu sebagai simbol penyucian ilmu dan niat.

Tentang Program satu hari satu Ayat yang direvitaliasi Sarjani Abdullah ?

Zukhri menyebutkan bahwa program one day one ayat merupakan gerakan pembelajaran Al-Qur’an yang mendorong masyarakat, khususnya pelajar, untuk membaca, menghafal, dan memahami satu ayat Al-Qur’an setiap hari. Program ini dirancang untuk membangun kebiasaan mengaji harian, memperkuat literasi keagamaan sejak usia dini.

Kemudian mendorong sinergi antara sekolah, keluarga, dan dayah dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam aktivitas sehari-hari.

Sasaran program tersebut mencakup puluhan ribu siswa SD hingga SMA sederajat di seluruh Kabupaten Pidie. Implementasi program yang digagas Bupati Sarjani ini dilakukan dengan teknis yang telah dirancang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan Dinas Syariat Islam.

"Program ini adalah lanjutan atau dihidupkan kembali setelah terhenti di Pidie. Kini telah ada buku panduan harian, serta pemantauan oleh guru agama dan nanti juga dievaluasi oleh pemerintah," ujar Zukhri. (Adv)

Posting Komentar untuk "Ini Alasan Revitalisasi Gerakan Mengaji Satu Hari Satu Ayat pada Hari Rabu"