KIP Aceh Resmi Luncurkan Kirab Pemilu 2024

BANDA ACEH - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh meluncuran Kirab Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Hal itu dilakukan untuk menyambut setahun menuju hari pemungutan suara. Peluncuran itu dilakukan secara serentak di 7 lokasi, dimana Provinsi Aceh merupakan salah satu titik lokasi tersebut yang di helat di halaman Kantor KIP Aceh, Selasa (14/2). “Aceh menjadi provinsi paling barat menjadi titik pertama penetapan Kirab Pemilu 2024 hingga nantinya akan berkumpul 1 titik di Jakarta pada 28 November 2023,” kata Ketua KIP Aceh, Syamsul Bahri dalam sambutannya.



Dalam acara itu, turut ditampilkan berbagai tarian adat di 8 daerah masing-masing. Di Aceh disuguhi dengan Tari Ranup Lampuan dan Tari Saman.

Delapan daerah peluncuran Kirab Pemilu 2024 yaitu Aceh, Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.

Syamsul menyampaikan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dalam 8 bulan belangkang ini. Sehingga telah menetapkan salah satunya peserta Pemilu baik partai nasional maupun pantai lokal Aceh. “Hingga saat ini juga sedang berlangsung yaitu verifikasi faktual bakal calon DPD RI,” jelas dia. 

Kemudian, kata dia, Pemilu 2024 ini menjadi momentum bagi kita semua sebagai pemberi semangat, memberikan motivasi, bentuk syiar dan sosialisasi pendidikan pemilih kepada masyarakat luas. “Saat ini kita sedang menuju garis finis yaitu pemungutan suara serentak, tentunya kita berharap nantinya bisa berjalan baik dan mendapat hasil baik,” tuturnya.

Komisioner KPU RI, Muhammad Afifuddin mengatakan selama setahun lagi kita akan menggelar Pemilu. Sehingga persiapan harus matang dilakukan. “Jadi setahun lagi kita akan memasuki hari kasih suara, 14 Februari 2024 merupakan hari kasih suara,” kata Afifuddin. Afifuddin juga menambahkan, pihaknya akan terus berupaya untuk bersatu padu, bersaudara, karena itu fitrah bersama diciptakan berbeda-beda bukan untuk berantem, bukan untuk disamakan tapi untuk berdialog. “Pemilu harus kita maknai sebagai peristiwa yang menggembirakan, setiap lima tahun kita gelar Pemilu, jadi bukan awal yang baru.

Kemarin tahun 2019 kita Pemilu,” ujarnya. Afifuddin berharap kekhasan Aceh senantiasa terpelihara, kedamaianan di bumi Nanggroe Aceh Darussalam ini benar-benar terjaga. Sehingga Pemilu sebagai sarana yang menyatukan kita semua benar-benar terwujud. “Semua orang yang hadir ke TPS harus dengan suasana kegembiraan, karena ini sejatinya proses biasa, proses di mana kita bersepakat untuk mengganti atau mencari pemimpin dan wakil-wakil kita,” tutup dia.