![]() |
Sketsa baju khas Pidie yang diluncurkan Bupati Pidie, Sarjani Abdullah. |
Nalurinews.com - Sejumlah masyarakat di Kabupaten Pidie sedang riuh dengan 'pucok rubong dan anuek mulieng' (pucuk tunas bambu dan biji melinjo) yang sudah menjelma menjadi motif.
Dua motif tersebut belakangan sudah disulam pada baju dan bahkan sudah diluncurkan sebagai baju khas Pidie di oprom sekeretariat daerah setempat dua hari lalu.
Belakangan diketahui, motif ornamen dan seni batik buah melinjo pada baju khas Pidie merupakan hak cipta orang lain yang didaftar secara mandiri pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan tercatat sebagai sebuah ciptaan.
Sejumlah pihak mulai mulai mempertanyakan pemilik hak cipta 'pucok rubong dan boh mulieng' dan korelasi pemegang hak cipta dengan dua citaannya tersebut sehingga diadopsi para pihak dituangkan dalam baju khas Pidie.
"Siapa itu pemilih hak cipta ? bagaimana korelasinya dia dengan motif boh mulieng & motif pucok reubong Pidie ?, sehingga bisa sebagai pemegang hak cipta ?," tanya Muharramsyah dalam grup Pidie Community.
Sebelumnya, Bupati Pidie, Sarjani Abdullah secara resmi memperkenalkan baju khas Pidie kapda khalayak di Oprom Sekretariat Daerah (Sekda) Kabupaten Pidie, Kamis, 15 Mei 2025.
Warna dasar baju khas Pidie yang diperkenalkan tersebut berwarna hitam dengan beberapa tambahan ornamen pada leher, ujung lengan, atas kantong dan bawah badan baju.
Ornamen itu sendiri terdiri dari beberapa warna yang mecolok, yakni kuning, hijau dan merah. Baju itu juga hanya terpasang lima kancing pada baguan depan.
Menurut pemaparan panitia, ada beberapa biji-bijian yang digambarkan dalam ornamen-ornamen tersebut, seperti aneuk mulieng (biji melinjo), biji timun hingga pucuk rubong (pucuk tunas bambu).
Penitia mengambarkan panjang lebar arti setiap motif yang digambarkan dalam ornamen-ornamen tersebut, mulai dari jumlah Kecamatan di Pidie, rukun iman, rukun islam, kebangkitan dan kultur masyarakat setempat.[]
Posting Komentar untuk "Penggunaan Pucok Rubong dan Aneuk Muling Pada Baju Khas Pidie Tuai Polemik"