Dari Puncak Jayawijaya: Muhammadiyah Tekankan Kesetaraan dan Pendidikan untuk Semua Suku

NALURINEWS.COM, Jaya Wijaya — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Dinarto, menegaskan pentingnya kesetaraan dan kesempatan maju yang harus dimiliki oleh seluruh suku bangsa Indonesia. Penegasan ini disampaikan dalam kunjungan dan kegiatan silaturahmi serta penguatan lembaga pendidikan Muhammadiyah di Wamena, Jayawijaya, pada Jumat (7/11/2025).

Pendidikan sebagai Pilar Kesetaraan

Dalam kunjungannya ke "Kampung Pancasila," Agung Dinarto menekankan bahwa pendidikan tidak boleh menjadi ruang pemisah antarkelompok. Ia menegaskan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang suku, budaya, ataupun kondisi sosial, berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.

"Dari Jayawijaya ini kita melihat bagaimana kita hidup berdampingan dari berbagai suku. Muhammadiyah hadir untuk memastikan pendidikan berjalan setara, tidak ada sekat suku dalam menuntut ilmu," ujarnya.

Ajak Sinergi untuk Pendidikan Inklusif

Dalam kesempatan tersebut, Agung Dinarto mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh gereja, Pemerintah Daerah, hingga orang tua, untuk bersinergi dan bersama-sama mendukung penyelenggaraan pendidikan yang inklusif dan merata di wilayah tersebut.

"Ketika semua anak bisa sekolah dengan nyaman dan setara, maka masa depan Jayawijaya akan lebih kuat," tegasnya, menyoroti peran strategis pendidikan dalam memperkuat pondasi daerah.

Dialog Hangat di Pegunungan

Kegiatan silaturahmi tersebut turut dihadiri oleh para kepala sekolah Muhammadiyah se-Jayawijaya, pengurus daerah, perwakilan organisasi pemuda, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Suasana dialog berlangsung hangat dengan fokus pembahasan mengenai tantangan spesifik dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah pegunungan.

Dengan penekanan terhadap kesetaraan pendidikan ini, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jayawijaya berharap lembaga-lembaga pendidikan mereka dapat menjadi jembatan bagi lahirnya generasi yang cerdas, berkarakter, dan mampu membangun daerah tanpa meninggalkan nilai-nilai persatuan dan Bhinneka Tunggal Ika.