Dua Pekan Bencana Berlalu, Korban Tanah Longsor di Tangse Masih Tampati Meunasah

Terutama rumah milik nek Syam Badai, pihaknya bertekat agar perempuan renta tersebut bisa kembali menempati rumahnya, meski dengan segala keterbatasan.

Sigli, nalurinews.com - Syammah Badai (68) warga Ranto Panyang, Kecamatan Tangse, Pidie hanya bisa pasrah menerima kenyataan harus mengungsi pasca tanah bukit menerjang kawasan pemukiman di daerah itu, 31 Desember 2023 lalu.

Rumahnya ikut diterjang material longsor hingga merusak dinding, material yang diturunkan bersamaan dengan air bah memenuhi ruangan huniannya tersebut.

Sejak saat itu, perempuan tua itu terpaksa menempati bangunan kecil berdinding papan di depan Meunasah Gampong Ranto Panjang.

Kondisi tersebut sedikitnya tergambarkan dari keterangan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang melakukan bakti sosial di Gampong Ranto Panyang, Kecamatan Tangse, Kamis, 11 Januri 2023.

Arjuna salah satu anggota GP Ansor menyebutkan, masih banyak yang belum tersentuh penanganan pasca bencana banjir dan longsor menerjang kawasan Ranto Panyang beberapa pekan lalu tersebut.

Terutama rumah warga, sejumlah korban masih belum bisa kembali ke rumah akibat rusak dan dipenuhi material baru dan tanah yang dibawa banjir disertai longsor.

"Sedikitnya lima keluarga harus mengungsi saat longsor waktu itu, sampai sekarang belum tertangani," ujar Arjuna.

Beberapa anggota dari GP Ansor bersama beberapa warga kemudian mencoba membantu membersihkan material longsor yang memenuhi beberapa rumah warga, hanya dengan bermodal semangat.

Terutama rumah milik nek Syam Badai, pihaknya bertekat agar perempuan renta tersebut bisa kembali menempati rumahnya, meski dengan segala keterbatasan.

"Rumahnya sudah tidak layak dan beliau hanya tinggal sebatang kara, sayang jika ditinggal sendiri disitu (meunasah)," timpa Arjuna.

Pihaknya berharap pemerintah bisa ikut membantu warga korban banjir dan tanah longsor di Ranto Panyang agar bisa kembali kerumahnya.