Pemkab Pidie Pulangkan Warga Kritis dari Riau

Sigli, nalurinews.com -- Pemerintah Kabupaten Pidie sedang berupaya memulangkan Asmaul Husna (27) warga Gampong Ceurih Cot, Kecamatan Delima, Pidie yang jatuh sakit di perantauan Pekan Baru, Provinsi Riau.

Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adi Siswanto melalui Sekda Pidie, Samsul Azhar mengatakan, pihaknya sejauh ini terus berkoordinasi dengan perwakilan masyarakat Aceh di Pekan Baru terkait rencana pemulangan Asmaul Husna.

Asmaul Husna diketahui masih menjadi perawatan di Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekan Baru karena sakit parah yang dideritanya sejak beberapa bulan yang lalu. Masyarakat Aceh di Pekan Baru kerap membantu segala keperluan Asmaul Husna di sana.

"Kami sudah koordinasi dengan masyarakat Aceh di Pekan Baru, kemudian denvan pihak rumah sakit disana juga," kata Samsul, Senin, 22 Januari 2024.
Pemerintah Kabupaten Pidie juga sudah mengutus tim beserta satu unit ambulance untuk menjemput pasien dari Pekan Baru menuju Aceh.

Jika tidak ada aral melintang, lanjut Samsul hari ini pasien akan bergerak dari Pekan Baru melalui jalur darat menuju Aceh dan rencananya akan langsung dirujuk ke RS ZA Banda Aceh untuk menjalani perawatan lanjutan.

"Rencananya, hari ini pasien akan dibawa pulang dari Pekan Baru dan langsung masuk  RS Zainoel Abidin," ujarnya.

Selain memfasilitasi pemulangan Asmaul Husna, pemerintah Kabupaten Pidie juga memberikan sedikit santunan kepada pihak keluarga di kampung halaman sebagai bagian dari tindakan kebijakan fungsi sosial.

Asmaul Husna sebelumnya memutuskan merantau Pekan Baru, Riau untuk menopang ekonomi keluarga yang masih dalam kondisi tidak berkecukupan.

Meninggalkan seorang anak yang masih kecil, ia meputuskan meninggalkan kampung halaman setahun lalu dengan tujuan Pekan Baru, Riau dengan harapan bisa membiayai kehidupan anak dan keluarga.

Namun malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih, delapan bulan berada diperantauan, Asmaul Husna jatuh sakit yang membuat tubuhnya harus terbaring lemas di rumah sakit Bros Pekan Baru.

Karena keluarga kurang mampu, keluarga berulang kali gagal menjemput Asmaul Husna dari Pekan Baru yang masih kritis.