Sigli, nalurinews.com -- Rani Khalika bocah dua tahun asal Gampong Sikuem Broek Beurabo, Kecamatan Padang Tiji, Pidie terus merengek di balik dekapan kain ayunan yang digantung pada rangka atap rumahnya.
Sesekali, suara batuk memutus tagisan bocah malang itu, kemudian Salawati (38) sang ibu mencoba menenangkan sang sang buah hati agar tidak terus terusan menangis.
"Anak saya bocor jantung," ujar Salawati membuka percakapan saat nalurinews.com menyambangi kediamanya, Senin, 7 Oktober 2024.
Menurut cerita Salawati, dirinya dan sang suami Amri (40) baru mengetahui anak perempuannya menderita kelainan pada jantung saat berobat di RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, kala usia Rani menginjak lima bulan.
Saat itu, Rani dibawa berubat ke rumah sakit karena menderita batuk yang tidak kunjung reda. Namun sang dokter di rumah sakit plat merah itu dianjurkan agar di rujuk ke RS Zoelnal Abidin Banda Aceh karana Rani divonis bocor jantung.
"Jadi sejak satu setengah tahun lalu kami rutin ke berobat Banda Aceh, bahkan pada Agustus 2023 lalu harus dirawat intensif karena kondisi kian memburuk," timpa Amri.
Kondisi ekonomi keluarga yang kian terpuruk membuat keluarga miskin terus tertekan, belum lagi harus mencukupi kebutuhan dapur dan berobat anak ke Banda Aceh selain pelayanan yang ditanggung BPJS.
Amri sendiri tidak memiliki pekerjaan tetap untuk mencukupi kebutuhan berobat anak dan dapur tetap mengepul. Sebagai pekerja buruh bangunan dan pekerja kebun, ia terus berupaya agar tatap bekerja dari sisa kekuatan yang diberikan tuhan.
"Tetap berusaha saja, nanti Allah yang cukupi,".
"Saat ini sebulan sekali harus kontrol ke Banda Aceh, sekalian untuk kontrol sakit gendang teloga yang diderita Rani," terang Amri.
Buah cinta Salawati dan Amri, pasangan suami istri tersebut dikarunia empat anak, tiga laki-laki dan satu perempuan yakni Rani Khalika.
Keuchiek Sikeum Broek, Hamdani sudah berupaya meringankan keluarga tersebut, namun keterbatasan dana desa, luas wilayah dan jumlah penduduk yang hampir 200 kk lebih membuat bantuan yang diberikan terbatas.
Diakui Hamdani, keluarga Amri merupakan salah satu dari banyak keluarga kurang mampu di Gampong Simrum Broek dan patut menerima bantuan dari para dermawan.
"Kadang untuk beras saja sulit, dua anaknya tidak melanjutkan sekolah dan mereka belum memiliki tempat tinggal, masih menempati hunkan milik mertua yang kecil itu," sambung Hamdani.
Jika ingin membantu keluarga tersebut, bisa menyampaikan donasi pada nomor 010-02.24.015355-2 an Salawati.[]