![]() |
| Warga membeli BBM secara enceran dengan harga tinggi di Pijay. |
NALURINEWS.COM, Meureudu - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran di sejumlah wilayah Kabupaten Pidie Jaya semakin meresahkan warga.
Sejak beberapa hari terakhir, sebagian besar kios penjual bensin eceran terlihat kosong. Sementara itu, pedagang yang masih memiliki stok berani mematok harga jual jauh lebih tinggi dari harga normal Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kenaikan Harga Mencekik dan Sulitnya Akses
Warga di beberapa kecamatan seperti Meureudu, Meurah Dua, dan Ulim mengaku kesulitan mendapatkan bensin untuk kebutuhan harian. Kenaikan harga BBM eceran dinilai tidak wajar dan mencekik daya beli masyarakat.
Harga jual yang dilaporkan warga telah melonjak drastis, jauh di atas harga eceran biasa.
“Susah sekali dapat bensin sekarang. Kalau pun ada, harganya mahal sekali. Satu botol Aqua besar (sekitar 1,5 liter) dijual Rp50.000, sementara yang botol sedang (sekitar 600 ml) dijual Rp20.000,” keluh Amin, seorang pengendara motor di Meureudu.
Amin menambahkan, "Kami terpaksa beli karena butuh untuk aktivitas harian, tapi harga ini sangat memberatkan."
Dampak pada Mobilitas dan Ekonomi Lokal
Kondisi kelangkaan dan tingginya harga ini secara langsung mengganggu mobilitas warga. Dampak paling terasa dialami oleh mereka yang menggantungkan hidup pada kendaraan bermotor, seperti petani, pedagang kecil, dan pengemudi ojek harian. Banyak dari mereka terpaksa mengurangi atau bahkan menghentikan aktivitas karena tak sanggup membeli BBM dengan harga mencekik.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait atau pemerintah daerah mengenai penyebab pasti kelangkaan BBM eceran di Pidie Jaya. Warga berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan pasokan BBM di tingkat pengecer dan SPBU agar aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dapat kembali pulih.[Riski]

Posting Komentar untuk "Harga BBM Melambung Jauh di Pijay, Warga Tercekik"