Bertaruh dengan Lumpur Setinggi Pinggang: Laporan Langsung dari Jantung Bencana Banjir Pidie Jaya

Kondisi jalan di Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.

NALURINEWS.COM
, Meureudu - Sejak 26 November, Kabupaten Pidie Jaya masih berjuang memulihkan diri dari amukan banjir bandang. Sejumlah awak media memutuskan untuk menembus langsung inti bencana, menyaksikan sendiri perjuangan warga yang terisolasi sisa-sisa kehancuran.

Pemandangan yang tersaji di lapangan adalah kerusakan masif: tumpukan bongkahan kayu, tanah, dan puing bangunan masih menjadi penghalang di jalan-jalan. Di beberapa permukiman padat, seperti Menasah Lhok, lumpur tebal masih membalut kawasan itu, dengan kedalaman mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa.

​Saat tim melintasi desa-desa, termasuk Gampong Sunong dan Menasah Pante, terlihat jelas bahwa upaya pembersihan masih mengandalkan kekuatan gotong royong. Minimnya alat berat dan terbatasnya jumlah relawan membuat proses pemulihan berjalan sangat lambat.

“Air sudah surut, tapi rumah kami masih ditimbun lumpur dan kayu. Kami butuh alat berat dan bantuan yang lebih cepat,” ratap Hasan, warga Menasah Lhok, yang desanya masih jauh dari kondisi pulih.

Wartawan dari sejumlah media nasional dan lokal juga mendokumentasikan fasilitas vital yang lumpuh, mulai dari sekolah, masjid, hingga infrastruktur dasar seperti listrik dan air bersih yang belum sepenuhnya berfungsi.

​"Kondisinya sangat memprihatinkan. Jangankan ke pelosok, jalan nasional Banda Aceh-Medan saja masih ketimbun lumpur," ujar Reza dari Aceh Online. Nova dari Kompas TV menambahkan, "Kita harus fokus di titik ini, agar perhatian dari pemerintah pusat dan daerah segera turun untuk percepatan pembersihan."

Liputan ini menjadi seruan keras kepada publik dan pemerintah mengenai besarnya skala bencana dan perlunya respons cepat terhadap kebutuhan mendesak masyarakat Pidie.[Riski]

Posting Komentar untuk "Bertaruh dengan Lumpur Setinggi Pinggang: Laporan Langsung dari Jantung Bencana Banjir Pidie Jaya"