Beberapa pemuka agama yang disambangi Wahyudi antar lain Abu H. Mahiddin Ahmad (Abu Reubee), pimpinan Pesantren Darul Muta'allimat Al Munawarah, di Gampong Buloh Kecamatan Delima.
Wahyudi juga menyempatkan mengunjungi kediaman Ketua Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Pidie Tgk H. Ismi A Jalil (Abu Ismi Ilot) di Gampong Ilot Kecamatan Mila dan sejumlah tokoh lain di Pidie.
Pj juga sempat berziarah ke makam Abu Keunee di Gempang saat melakukan lawatannya di daratan tinggi Kabupaten Pidie tersebut.
"Kami meminta petuah dari ulama-ulama kita di Pidie, tentang ramadhan dan sekaligus bersilaturrahmi," kata Wahyudi.
Hampir dua tahun menjabat di Pidie, tradisi 'meugang' di Aceh merupakan momen yang paling menenang dibebaknya, apalagi jelang-jelang ramadhan seperti ini.
Perayaan 'meugang' di Aceh jelang ramadhan, menurut Wahyudi begitu sakral dan masih terus lestari hingga saat ini. Sebagai wujud rasa syukur menyambut ramadhan, meugang juga mejadi bagian dari merajut silaturrahmi dan saling berbagi.
"Meugang hanya ada di Aceh, tidak ada perayaan seperti ini di daerah lain dan saya merasa bersyukur bisa ikut merayakannya," ujar Wahyudi.
Perbuatan itu disampaikan Wahyudi disela-sela penyembelihan puluhan ekor sapi di halaman Masjid Al Falah Kota Sigli, Minggu, 10 Maret 2024.
Seperti tahun sebelumnya, tahun ini Pemerintah Kabupaten Pidie juga menyembelih 35 ekor sapi untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu di Kabupaten Pidie.
Sapi-sapi tersebut, terang Wahyudi merupakan sumbangan dari ASN-ASN di Kabupaten Pidie dan juga sumbangan persorangan serta dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Pidie.
"Kami cuma berupaya sedikit membutuhkan kaum dhuafa, yatim piatu, disabilitas, tunanetra, dan keluarga-keluarga yang membutuhkan, ini semua dari ASN dan donatur di Pidie," ujarnya