
Petani tambak di Pidie Jaya memperhatikan kolam pembudidayaan udang.
NALURINEWS.COM, Meureudu - Perubahan cuaca yang tak menentu dalam beberapa pekan terakhir, ditandai dengan fluktuasi suhu ekstrem dan curah hujan tinggi, mulai menimbulkan kerugian signifikan bagi para petani tambak di sejumlah wilayah, khususnya di Kabupaten Pidie Jaya. Kondisi ini menyebabkan tingkat kematian udang vaname melonjak drastis.
Petani tambak di kawasan Gampong Meunasah Balek, Kabupaten Pidie Jaya, mengaku terpaksa menanggung kerugian setiap hari akibat udang yang mati mendadak.
"Kualitas air tambak kami cepat berubah. Kadang suhu naik drastis karena panas, lalu tiba-tiba hujan deras. Udang tidak tahan, banyak yang mati," ujar Hisbullah, seorang pekerja tambak di kawasan pesisir Meunasah Balek, kepada Nalurinews, Kamis, 13 November 2025.
Hisbullah menambahkan, kerugian harian yang diderita cukup besar. "Tiap hari ada dua sampai tiga kilogram udang yang mati. Kalau cuaca terus seperti ini, kami bisa rugi total," keluhnya. Pernyataan ini diamini oleh rekan kerjanya, Muhammad, yang merasa khawatir dengan keberlanjutan usaha mereka.
Harapan kepada Pemerintah
Para petani tambak sangat berharap Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dapat memberikan perhatian khusus. Mereka mendesak adanya bantuan nyata, terutama dalam bentuk dukungan teknis dan pendampingan lapangan dari teknisi ahli.
"Kami butuh pendampingan teknis agar kerugian ini bisa ditekan. Selain itu, kami juga berharap ada solusi jangka panjang untuk menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang kini semakin sering terjadi," tutup Muhammad, mewakili harapan para petani.[Riski]
Posting Komentar untuk "Didera Cuaca Ekstrem, Petani Tambak Udang Vaname di Pidie Jaya Merugi"