Aktivitas Belajar dan Mengaji Anak-Anak Pidie Jaya Lumpuh Pasca-Banjir Bandang

Anak-anak di Pidie Jaya bermain diantara kayu yang dibawa banjir bandang, 25 November 2025.

NALURINEWS.COM
, Meureudu - Dampak banjir bandang yang menerjang Kabupaten Pidie Jaya pada 26 November 2025 lalu masih menyisakan duka mendalam. Tak hanya merusak infrastruktur, bencana ini melumpuhkan aktivitas pendidikan formal maupun keagamaan bagi anak-anak di wilayah terdampak.

Hingga Minggu, 21 Desember 2025 banyak anak penyintas banjir di sejumlah gampong belum bisa kembali belajar secara normal. Kondisi sekolah yang rusak, hilangnya perlengkapan belajar, hingga fasilitas pengungsian yang belum memadai menjadi kendala utama.

Fasilitas Pendidikan Rusak Parah

​Terhentinya kegiatan belajar dan mengaji dipicu oleh rusaknya berbagai fasilitas umum, mulai dari gedung sekolah, dayah (pesantren), hingga meunasah. Arus deras yang membawa lumpur tebal dan kayu gelondongan saat kejadian menghancurkan sarana prasarana yang selama ini menjadi pusat aktivitas anak-anak.

Selain kendala fisik, faktor psikologis juga menjadi hambatan. Banyak anak dilaporkan masih mengalami trauma akibat kejadian mencekam tersebut.

Muhammad Husen, salah seorang warga Meunasah Raya, Kecamatan Meurah Dua, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi anak-anak yang kini kehilangan rutinitas mereka.

​"Kasihan anak-anak, sekolah tidak ada, mengaji juga terhenti sudah lama. Saya sangat berharap ada tempat darurat di setiap gampong untuk belajar dan mengaji sambil bermain, agar anak-anak tidak terlalu lepas (terlantar)," ujar Husen.

Warga dan orang tua kini sangat berharap pemerintah daerah serta pihak terkait segera mengambil langkah nyata. Kehadiran sekolah darurat, ruang belajar sementara, serta pendampingan psikososial sangat dibutuhkan agar anak-anak korban banjir tidak semakin tertinggal dalam pendidikan dan pembinaan keagamaan.[Riski]

Posting Komentar untuk "Aktivitas Belajar dan Mengaji Anak-Anak Pidie Jaya Lumpuh Pasca-Banjir Bandang"