
Warga membersihkan padi yang terendam lumpur menggunakan air yang tergenang di Pidie Jaya.
NALURINEWS.COM, Meureudu - Di tengah upaya pemulihan pascabanjir bandang di Kecamatan Meurah Dua, warga Gampong Menasah Mancang kini menghadapi masalah kesehatan yang mendesak: krisis air bersih. Sumber air utama masyarakat tercemar lumpur tebal, dan sebagian besar jaringan pipa tersumbat material banjir, menjadikan air bersih sebagai komoditas langka.
Sejak banjir surut, warga terpaksa melakukan berbagai cara ekstrem untuk mendapatkan air. Sebagian mengandalkan air sumur bor yang ada, menampung air hujan, atau bahkan harus berjalan kaki hingga hampir satu kilometer menuju sumur milik warga di desa tetangga. Sementara itu, bantuan suplai air bersih dari luar datang secara tidak menentu.
“Air sumur kami masih sangat keruh dan tidak layak pakai. Untuk minum dan memasak, kami harus berhemat sekali,” ujar Hamdani, seorang warga setempat, Rabu, 10 Desember 2015. Ia mengaku sudah tiga hari berturut-turut harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum keluarganya.
Ancaman Kesehatan dan Hambatan Logistik
Banjir bandang yang membawa serta gelondongan kayu dan endapan lumpur pekat tidak hanya merusak rumah, tetapi juga mengontaminasi sumur-sumur dangkal yang selama ini menjadi andalan warga. Kerusakan pada saluran air utama desa memperparah kondisi dan meningkatkan risiko penyakit.
Krisis ini sangat membebani aktivitas harian, terutama bagi ibu rumah tangga. “Cuci pakaian tidak bisa, apalagi memandikan anak-anak. Kami hanya pakai air seadanya. Bantuan air pun tidak setiap hari tiba,” keluh Nurhayati, yang rumahnya juga diselimuti lumpur.
Menurut aparatur desa, mereka telah menyampaikan laporan mendesak kepada pemerintah kabupaten dan BPBD untuk meminta suplai tangki air bersih harian. Namun, akses menuju Menasah Mancang masih menjadi kendala utama. Tumpukan kayu dan jalan yang rusak parah menghambat truk tangki air untuk beroperasi secara optimal dan terjadwal.
“Kami sangat membutuhkan pasokan air bersih setiap hari sampai sumber air kami kembali normal. Warga sangat kesulitan untuk bertahan di tengah krisis ini,” tegas Kepala Dusun setempat.
Krisis air bersih ini menunjukkan bahwa pemulihan Menasah Mancang masih memerlukan dukungan logistik yang serius dan terpadu. Kebutuhan dasar ini harus segera terpenuhi guna mencegah potensi masalah kesehatan yang lebih besar di tengah perjuangan warga membersihkan rumah dari dampak bencana.[Riski]
Posting Komentar untuk "Warga Menasah Mancang Didera Krisis Air Bersih, Sumber Air Tercemar dan Akses Distribusi Terhambat"